20120607

KUMPULAN BACAAN

Daftar bacaan untuk menambah pengetahuan

 

LINK TAUTAN

Daftar  Koleksi Bacaan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai hal:

Webiste
pps.uny.ac.id
dikti.go.id
paudni.kemdiknas.go.id/
www.paudni.kemdiknas.go.id/dikmas/
www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/


Blog Teman
ishofwan.blogspot.com


Beasiswa

Pengetahuan Komputer & Internet

Handphone

Enterpreneurship
Laptop, Komputer
Pulsa
Handphone
Modem

Jenis Tipe Pola Asuh Orangtua & Cara Mendidik Anak Yang Baik

Setiap orang umumnya akan menikah dan memiliki anak. Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik sedemikian rupa agar setelah mereka besar dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta dapar membahagiakan dan membanggakan orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cina dan kasih sayang.
A. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak :
1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh

Cara mengajari membaca anak

Cepat dan Efektif Mengajarkan Membaca Anak dengan Metode SILABEL

 
Kita tahu mengajarkan membaca kepada anak tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan kemauan yang tinggi. Belum lagi jika anaknya agak sulit dirahkan untuk belajar karena dunia anak-anak adalah dunia bermain.
Oleh sebab itu, maka orang tua atau guru harus sepintar mungkin memutar otak bagaimana agar anak mau belajar membaca dan mencari metode yang menyenangkan untuk anak.
Nah, salah satu metode belajar membaca yang bisa digunakan adalah metode Silabel atau belajar membaca berdasarkan suku kata.
Ada beberapa langkah dalam metode silabel ini:
1. Pengenalan huruf dan penguasaan vocal
Langkah pertama perkenalkan huruf-huruf alfabet secara sepintas dari A-Z.
Kemudian ajarkan anak menguasai huruf-hruf vokal a, i, u, e, o. lakukan dari berurutan lalu diacak. Anak harus sampai benar-benar hafal.

2. Latihan membaca suku kata dari huruf p, b, t, d, m, n.
Menguasai konsonan p, b, t, d, m, n saja dan sekaligus 5 mcam suku kata terbuka sesuai voal sesudahnya
Contoh :
Suku kata : pa pi p pe po
pa pi bi bi
Kata : a pi api
Kalimat : mama dedi

3. Latihan membaca suku kata dari huruf r, l, c, j, k, g.
Menguasai konsonan r, l, c, j, k, g saja dan sekaligus 5 macam suku kata terbuka sesuai voal sesudahnya
Contoh :
Suku kata : ra ri ru re ro
ka ki kaki
Kata : ku ku kuku
Kalimat : kuku kaki

4. Latihan Membaca kalimat dan wacana singkat
Contoh : Itu roti
Cica cucu papa

5. Latihan membaca suku kata dari huruf ng, ny, s, sy, z, f, v, y, w.
Contoh :
Suku kata : nga ngi ng nge ngo
Nya nyi nya wa
Kata : si nga singa
Kalimat : banyak singa

6. Latihan Membaca kata, kalimat, dan wacana.
Diluar langkah-langkah diatas,
hal paling penting keberhasilan metode ini adalah pembiasaan kepada anak dan seringnya latihan. Selain itu jangan paksa anak belajar jika moodnya sedang kurang baik…
Selamat mencoba… ^_^

20120606

Komunitas Pembelajaran

A. Pengertian dan Hakikat Komunitas Pembelajan
Senge (1990) mendefinisikan komunitas pembelajaran sebagai;
Sebuah organisasi dimana anggotanya mengembangkan kapasitasnya secara terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-sama.
Perubahan yang cepat dan mendasar di dalam masyarakat yang berkaitan dengan informasi, teknologi dan pertumbuhan ekonomi mengharuskan kita untuk meninjau kembali pandangan dan bayangan kita mengenai organisasi, termasuk sekolah. Bagi Indonesia, kehadiran otonomi daerah, kurikulum baru (KBK dan sekarang KTSP) serta Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menambah urgensi perubahan. Perubahan tersebut dapat dimulai dari pengembangan komunitas pembelajaran. Model dan manajemen sekolah semestinya berubah bila Indonesia ingin mengatasi berbagai tantangan yang muncul dan meningkatkan hasil belajar dan kehidupan siswa.
Model manajemen sekolah merupakan keyakinan tentang bagaimana sebuah sekolah bekerja. Seringkali, bagi kebanyakan orang dewasa, mereka mendasarkan ingatan mereka akan saat-saat mereka dahulu bersekolah. Model seperti ini membatasi pengertian kita tentang bagaimana seharusnya sekolah bekerja dalam situasi yang berbeda. Model sekolah yang dikelola oleh stakeholder berbeda secara signifikan karena mereka sangat menentukan kelangsungan manajemen sekolah. Para stakeholder perlu secara kontinyu memikirkan berbagai model, dan mengembangkan gagasan-gagasan mengenai sekolah yang seharusnya.
Inti dari model baru dimana sekolah berfungsi sebagai sebuah komunitas pembelajaran adalah konsep bahwa belajar sepanjang hayat merupakan aktivitas dasar setiap individu dan warga sekolah secara keseluruhan. Sebuah sekolah seyogyanya dapat menjawab secara kreatif dan adaptif perubahan yang terjadi di dunia pendidikan dan di dalam masyarakat. Setiap anggota masyarakat belajar hendaknya dihargai dan memiliki tujuan yang sama untuk mencapai pendidikan yang bermutu. Semua stakeholder perlu bertekad dan terlibat aktif di dalam penemuan dan pemecahan masalah di kelas, pelaksanaan pengajaran dan manajemen sekolah.
Model sekolah sebagai sebuah komunitas pembelajaran akan bermuara pada:
  • Peningkatan kualitas hasil belajar siswa
  • Peningkatan yang bersifat terus menerus
  • Meningkatkan inovasi dan kreatifitas
  • Menumbuhkan keterampilan dan pemahaman
  • Meningkatkan tekad dan energi
  • Menumbuhkan respon terhadap lingkungan luar
  • Meningkatkan pelatihan dan program pengembangan untuk seluruh anggota komunitas, dan
  • Sekolah dan partisipasi masyarakat yang lebih efektif
B. Ciri-Ciri Utama Komunitas Pembelajaran
Dukungan Pembelajaran
Sekolah sebagai komunitas pembelajaran hendaknya memiliki tekad yang bulat mengenai nilai pembelajaran untuk semua. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa belajar sesunguhnya menyenangkan, bahwa semua anggota komunitas memiliki kapasitas untuk belajar, dan setiap orang memiliki kemampuan yang dapat digunakan dan karenanya perlu dihormati. Manusia perlu belajar bagaimana belajar. Secara umum, masih banyak sekolah yang berfokus pada isi pembelajaran semata. Dalam sebuah komunitas, pembelajaran seharusnya terfokus pada proses, isi dan hasil (outcome).
Gagasan komunitas pembelajaran memberikan gambaran:
Pergeseran model sekolah dari belajar parsial ke belajar secara utuh

Pendidikan Anak

PENDIDIKAN UNTUK ANAK
oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)

Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.

UU SISDIKNAS NO. 20 TH 2003


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial;
b. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang;
c. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;
d. bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan
amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d
perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mengingat :
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

Lebih Lanjut Download via ziddu